Luwu Utara — Hadir mengikuti Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) Tahap II pengendalian Sungai
Masamba – Radda, Wakil Bupati Luwu Utara, Suaib Mansur meminta pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI melakukan revisi design atau penyesuaian perencanaan perbaikan jalan nasional yang melintasi Kota Masamba.
Pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Wakil Bupati Selasa (24/8/2021) ini, selain dihadiri pihak BBPJN VI, Kadishub Hakim Bukara, Kabid Bina Marga DPUTRPKP2 Machful Djaya, Kabid Tata Ruang dan Pertanahan DPUTRPKP2 Marzuki, Pjs Kepala Desa Radda Muh. Jamin serta perwakilan masyarakat Kota Masamba dan Desa Radda.
“Perbaikan jalan nasional ini kan kewenangan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR dan dilaksanakan oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI. Meskipun demikian, kami selaku pemerintah daerah juga meminta agar pihak balai juga mempertimbangkan aspirasi dari masyarakat terkait masalah peninggian jalan utamanya untuk di Masamba. Namun tentu, kita semua dan khususnya masyarakat juga mengerti bahwa ada kaidah teknis dalam pembangunan dan perbaikan jalan yang menjadi acuan bagi pemerintah dalam hal ini pihak BBPJN dalam melakukan perbaikan jalan nasional,” terang Suaib.
Mantan Kadis PUPR ini juga menegaskan banjir bandang yang terjadi 13 Juli 2020 lalu telah merubah bentang alam Luwu Utara terutama di Kota Masamba dan Desa Radda.
“Karena bentang alam yang sudah berubah diakibatkan oleh banjir bandang, perbaikan yang kita lakukan harus menyesuaikan dengan keadaan alam kita sekarang. Jadi, peninggian jalan dalam hal ini harus dilakukan, tentu berapa ketinggiannya bisa kita (masyarakat, red) beri masukan kepada pihak balai,” jelas Suaib.
Sementara itu, salah seorang perwakilan masyarakat, Madehang mengatakan bahwa pihaknya tidak menolak perbaikan dan peninggian jalan jika memang menjadi hal yang tidak dapat dihindari. Meski demikian, Ia meminta pihak balai untuk memperhatikan aspek sosial ekonomi terhadap warga yang bermukim di sepanjang jalan nasional terutama dalam Kota Masamba yang menjadi titik peninggian jalan.
“Kami tidak menolak perbaikan jalan. Hanya saja kami minta tinggi jalan yang dinaikkan juga memperhatikan kepentingan kami sebagai masyarakat dan pelaku ekonomi di Masamba. Bisa dibayangkan biaya yang harus kami keluarkan untuk menyesuaikan bangunan rumah dan usaha kami jika misalnya jalan nasional depan rumah kami dinaikkan 100 cm,” tegas Madehang.
Ditemui usai pertemuan Machful Djaya selaku Kabid Bina Marga DPUTRPKP2 menjelaskan bahwa perbaikan jalan nasional yang melintasi Kota Masamba dan Desa Radda Kecamatan Baebunta akan dilaksanakan tahun ini. Khusus untuk di Desa Radda volume jalan akan sepanjang 500 m dan juga akan dibangun dua jembatan beton dengan bentang atau panjang 10 meter dan satu jembatan box culvert denganpanjang 5 meter dan kedalaman 4 m.
“Dari perencanaan awal untuk Radda pihak balai akan membangun dua jembatan konstruksi beton, satu box culvert dengan rentang 5 meter dan kedalaman 4 meter. Kami sudah komunikasikan dengan pihak balai terkait kedalaman pekerjaan box culvert 4 meter itu agak terlalu dalam. Tapi kita tahu bahwa pengerjaan nantinya akan melihat kondisi lapangan dan tentu akan menyesuaikan. Ini pekerjaan sipil jadi memungkinkan terjadi perubahan di lapangan. Untuk di jalan nasional yang melintasi dalam Kota Masamba, pihak balai akan melakukan revisi dengan pertimbangan aspirasi masyarakat. Jadi ketika MC0 nanti masyarakat akan dilibatkan untuk menentukan elevasi jalan,” jelas Machful. (CC)