LUWU UTARA, INPUTSULSEL.COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mengungkapkan terdapat tiga aspek yang menjadi motor penggerak dalam transformasi sistem pendidikan di Kabupaten Luwu Utara yaitu asesmen, orang tua, dan masyarakat.
“Asesmen memiliki peran untuk memotret kualitas proses, hasil belajar, dan lingkungan belajar,” terang Indah mengawali materi pada kegiatan Lokakarya Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Luwu Utara, Kamis (20/12) di Aula Lagaligo Kantor Bupati yang juga dihadiri Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Sulsel, Imran.
Adapun orang tua, Indah menyebut memiliki pemahaman yang mendalam terkait anak mereka termasuk kebutuhan, minat, dan potensi yang dimiliki.
“Oleh karena itu, kolaborasi orang tua dan sekolah dapat memberikan dukungan untuk mengatasi masalah dan tantangan pendidikan siswa melalui komunikasi yang terbuka dan memastikan siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang lebih baik,” tutur bupati dua periode itu.
Sementara untuk sisi masyarakat, diakui Indah memiliki peran yang strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, upaya tersebut diimplementasikan melalui partisipasi dan keterlibatan mereka baik secara moril maupun materil.
“Masyarakat dipandang sebagai modal dasar pembangunan, yang apabila kita kembangkan maka akan besar sumbangannya terhadap pembangunan. Keterlibatannya dalam melaksanakan kebijaksanaan pendidikan adalah manivestasi dari pemanfaatan dan pendayagunaan modal dasar pembangunan,” tambahnya.
Indah menilai, ketiga program tersebut masing-masing memiliki peran penting dan saling terkait satu dengan yang lainnya serta dapat menjadi alat ukur yang lebih komprehensif dalam menilai akses, mutu, relevansi, dan tata kelola penyelenggaraan pendidikan.
Dalam implementasinya, pemerintah bahkan menyediakan beragam dukungan, salah satunya menghadirkan SK 300, bahkan Bos Daerah (Bosda) yang diketahui tidak semua daerah di Sulsel mengalokasikan bosda.
“Meski SK 300 ini tidak seberapa tapi itu adalah bentuk apresiasi termasuk bosda. Untuk itu kami mendukung penuh dinas pendidikan dalam memperkuat implementasi program prioritas. Harapannya mutu pendidikan di Luwu Utara semakin baik dan berkualitas,” tandas Isteri Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi tersebut.
Sementara itu Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Sulsel, Imran memberikan apresiasi tinggi kepada Bupati Luwu Utara atas penerimaan Program Merdeka Belajar.
Ia mengakui bahwa Program Sekolah Penggerak dapat menjadi transformasi pendidikan di Tahun 2024. Imran pun menyoroti pentingnya Kebijakan Merdeka Belajar (KMB) sebagai solusi untuk mewujudkan Visi Pendidikan Indonesia dengan meningkatkan mutu pembelajaran melalui transformasi satuan pendidikan.
“Oleh karena itu, penguatan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila perlu diberikan sejak dini. Transformasi satuan pendidikan akan terjadi melalui budaya refleksi berbasis data, lingkungan belajar yang aman dan inklusif, dukungan terhadap tumbuh kembang murid, kemitraan dengan orangtua/wali, dan peningkatan hasil belajar murid, terutama kompetensi fondasi literasi, numerasi, dan karakter. Semua hal ini, memerlukan perubahan pola pikir, perilaku, dan hasil yang seiringan,” jelas Imran. (*)