Luwu Utara, INPUTSULSEL. COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menyebut stunting sebagai bencana sosial.
Hal itu Ia sampaikan saat melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Tim Pendamping Keluarga Percepatan Penurunan Stunting di 4 kecamatan yakni Masamba, Mappedeceng, Sukamaju, Sukamaju Selatan, Jumat (29/12).
“Stunting ini bencana sosial, jika tidak diselesaikan maka akan menjadi beban bagi negara, khususnya di desa,” kata Indah.
“Intervensi stunting pun spesifik dan sensitif. Awalnya ditargetkan menangani kasus yang masuk dalam kategori stunting tapi saat ini dimulai dari hulu dengan mempersiapkan remaja putri, memastikan mereka mengonsumsi tablet tambah darah,” terang Isteri dari Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Penanganan stunting, lanjut Indah, sudah mulai bergerak lebih luas.
“Kalau dulu penanganannya kenali, temukan, lalu tuntaskan, sekarang ditambah dengan pencegahan. Sehingga kemudian anggaran yang dialokasikan untuk penanganan stunting bukan pembiayaan melainkan investasi,” tutur ibu dua anak ini.
Pada kesempatan itu, Indah menyampaikan apresiasi atas kerja keras para Tim Pendamping Keluarga.
“Saya mengapresiasi dan berterima kasih atas kerja keras para pendamping. Sedikit banyak peran TPK berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jangan pernah lelah dan yakin saja bahwa tidak ada lelah yang sia-sia,” ucap Indah yang hadir didampingi Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB), Agunawan dan Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia Bappelitbangda, Basrun. (*)