MASAMBA, INPUTSULSEL.com — Puluhan petani kakao di Luwu Utara berkumpul memperingati Hari Lapang Tani Kakao atau Farmer Field Kakao di Desa Ujung Mattajang, Kamis 23 Desember 2021.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Rainforest Alliance, yang dibuka oleh Kepala Bappelitbangda Luwu Utara, Alauddin Sukri.
Dalam sambutannya, mewakili Bupati Luwu Utara, Alauddin Sukri menyampaikan ucapan terima kasih atas pendampingan di Kabupaten Luwu Utara. Hasil demonstrasi teknologi pada kebun demplot, bahwa tanah kita bermasalah. Tentu perlu perlakuan lebih dengan penambahan bahan organik.
“Sekarang kita lihat disini, banyak bunga dan buah di batang, bukan lagi di atas atau di tangkai ujung. Ini adalah hasil inovasi yang baik dan perlu disebarluaskan dan semoga bisa ditindaklanjuti di lokasi yang lain di Luwu Utara,” ucap Ketua Persatuan Sarjana Pertanian Luwu Utara ini.
Sementara, Hasrun Hafid selaku manajer Cocoa Rainforest Alliance mengutarakan Bahwa Kakao Luwu Utara juga mengalami dampak penurunan produksi yang dimana ini menunjukkan kebun kakao kita punya masalah yang serius.
“Banyak petani yang mau menebang kakaonya, karena tanah kita makin miskin hara serta hama penyakit yang sulit ditangani petani,” ujarnya.
Hasil uji tanah di kebun demoplot ini memperlihatkan C/N Rasio hanya 12,5%, sementara idealnya adalah 15% dan Carbon Organik dan pH yang rendah.
“Olehnya itu melalui kesempatan pada Demoplot ini, kita telah melakukan intervensi perbaikan Kesehatan tanah dan pemenuhan nutrisi tanaman serta mendemonstrasikan praktek perkebunan kakao yang baik,” jelasnya.
Kesempatan ini juga digunakan untuk mengundang petani disekitar demoplot dan para pihak. Seperti penyedia teknologi produk kakao untuk bisa diaplikasikan disini, Lembaga keuangan dan Bank, serta penyuluh pertanian dan Dinas P2UKM. (*)