Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, mempresentasikan inovasi Getar Dilan (Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan) di hadapan 11 orang Tim Panel Independen (TPI) Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Kementerian PANRB, Kamis (15/7/2021). Indah melakukan presentasi dari Ruang Command Center Kantor Bupati. Ia didampingi inovator Getar Dilan Alauddin Sukri, dan Kabag Organisasi Muhammad Hadi, serta Tim Pelaksana Warkop Indah. Dalam pemaparannya, Indah membeberkan bahwa inovasi Getar Dilan sesungguhnya terinspirasi dari kondisi Kabupaten Luwu Utara. Di mana pemenuhan kebutuhan pangan, khusus sayur-sayuran dan hortikultura, bisa dipenuhi secara mandiri oleh setiap rumah tangga dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan secara konseptual.
Bahkan, kata dia, pemanfaatan lahan pekarangan bisa dikelola dengan orientasi komersil, karena produksi sayuran dari lahan pekarangam bisa menjadi sumber pendapatan keluarga. “Kami ingin memastikan pangan segar ini tersedia sepanjang waktu, bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat, kemudian dikonsumsi dengan baik sesuai anjuran PPL,” kata Indah. Menurutnya, ada hal yang jauh lebih penting atas hadirnya inovasi ini, yaitu bagaimana menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan di Luwu Utara. “Pendekatan yang kita gunakan adalah menggunakan pendekatan Sustainable Development Goals (SDGs)”,” terang Bupati beralias IDP ini.
Yang menarik dijelaskan Indah adalah sisi kebaruan dari inovasi ini. “Nilai kebaruan dari inovasi ini adalah memastikan Getar Dilan dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dengan mengedepankan kerja tim dan mendorong kolaborasi,” jelasnya. Masih dia, ada tiga strategi keberlanjutan inovasi ini, yaitu strategi manajerial dengan melakukan monev rutin, strategi institusional melalui Perbup Nomor 31 Tahun 2018 guna memastikan inovasi ini berlanjut serta strategi sosial dengan kolaborasi multipihak atau kolaborasi pentahelix.
“Ke depan, kami sudah merancang pengembangam inovasi ini, yaitu program ketahanan pangan dari rumah, dan kami berharap semua unit kerja internal pemerintah daerah yang terkait langsung dengan inovasi ini bisa memastikan keberlanjutannya,” tandasnya. Indah kemudian menutup presentasi dengan sebuah pantun yang berbunyi: “Indonesia negeri yang subur. Beragam pangan kita produksi sendiri. Semoga kita sehat dan panjang umur. Menyaksikan Getar Dilan merambah negeri,” tutup Indah.
Pemaparan orang nomor satu di Lutra ini mengundang decak kagum Tim Panel Independen yang dipimpin Siti Zuhro. “Pemaparan ibu Bupati luar biasa,” kata Zuhro, usai Indah menutup presentasinya. Zuhro mengatakan, inovasi Getar Dilan adalah inovasi luar biasa karena mampu mendorong kaum perempuan dan kaum milenial ikut berperan besar dalam inovasi ini. “Getar Dilan ini sangat milenial, ya karena kata Dilan ini,” ucap dia tersenyum. Saya lebih gembira lagi bahwa ternyata kaum perempuan di Lutra bisa menjadi moto penggeraknya. Kita apresiasi ini. Sukses buat Luwu Utara,” kata Zuhro.
Dalam sesi wawancara, durasi yang diberikan selama 13 menit betul-betul dimanfaatkan Tim Panel Independen untuk mengorek lebih dalam inovasi Getar Dilan yang menurut mereka sangat menarik. Neneg Goenadi misalnya, ia mengaku sangat tertarik dengan Getar Dilan. “Inovasinya bagus sekali. Saya tertarik dengan inovasi ini,” ucap Neneng. Saat durasi habis, masih ada Tim Panel yang ingin berbicara. Salah satunya, Tulus Abadi dari YLKI. Ia menyarankan agar inovasi ini bisa mengembangkan jenis pangannya, tak hanya sayuran saja. “Inovasi ini harus bisa dikembangkan lagi ke arah sana, tak hanya level sayuran, tapi juga jenis pangan lainnya. Ini menarik sekali,” kuncinya. (rls)
Komentar