Sekda Luwu Utara Resmi Masuki Masa Purnabakti

Berita Utama760 Dilihat

Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Tepat berusia 60 tahun, Sekretaris Daerah Luwu Utara, Armiadi resmi mengakhiri masa baktinya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN), Minggu (31/12/2023).

Mengabdi selama 37 tahun 9 bulan, Armiadi menerima SK pensiun yang diserahkan langsung oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani pada Malam Ramah Tamah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara jelang pergantian tahun 2024.

“Nasib ini kita tidak pernah tahu, yang penting kita berikhtiar sambil berdoa. Saya tidak pernah menyangka akan jadi sekda. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada ibu bupati yang memberikan amanah kepada saya untuk menjalankan tugas sebagai Sekda selama 4 tahun,” ucap Armiadi.

Selain kepada Bupati Luwu Utara, mantan Kadis Ketahanan Pangan ini juga berterima kasih kepada Istri yang selalu mendampinginya.

“Kemudian kepada Wakil Bupati, begitu juga kepada ketua DPRD yang betul-betul sudah seperti saudara, tidak terbatas waktu kita bersama, tidak terbatas pula hanya persoalan kedinasan yang kita bicarakan,”

sebutnya.

Pada Kesempatan tersebut, Armiadi juga banyak memotivasi dan menceritakan pengalamannya selama menjabat di Kabupaten Luwu Utara.

“Pengalaman sebagai PPL mengantarkan saya pada posisi ini. Jadi saya memotivasi teman-teman penyuluh, jangan berkecil hati karena kita selalu berada di lapangan. Jangan sampai kita menganggap diri kita tidak pantas. Karena kesempatan tersebut bisa saja datang pada kita,” kata sekda yang mengawali karirnya sebagai penyuluh pertanian lapangan (PPL) tersebut.

Sebagai Sekretaris Daerah, penting kata dia untuk memposisikan diri sebagai simpul koordinasi.

“Saya kira memang kerja sekda seperti itu, harus memposisikan dirinya, bagaimana membangun komunikasi atau hubungan-hubungan kerja secara vertikal maupun secara horizontal,” kata Armiadi yang juga pernah menjabat sebagai Kadis Pertanian ini.

Bukan hanya itu, etika juga diyakini Armiadi sebagai salah satu hal yang penting selama menjabat sebagai pimpinan.

“Etika dan pergaulan itu penting karena tidak semua masalah harus diselesaikan secara kedinasan. Pendekatan kepada teman-teman ASN maupun non ASN itu jangan semata-mata melalui pendekatan struktural tapi lakukanlah juga pendekatan kultural, karena pendekatan kultural bisa saja lebih efektif,”

tambahnya.

Ia mengatakan bahwa seorang Sekda juga harus memegang prinsip untuk tidak menunda-nunda pekerjaan.

Kemudian, kepada penerima tongkat jabatan sekda selanjutnya, Armiadi berpesan agar menyesuaikan diri.

“Saya yakin setiap pemimpin itu berbeda-beda tapi insya Allah tujuannya sama. Yang jelas bahwa saya tidak bisa mengukur apa yang saya rasakan saat ini, sangat luar biasa,” kata pria yang dikenal sebagai pimpinan yang ramah dan bersahaja itu.

Lebih lanjut, Armiadi yang pernah menerima penghargaan sebagai penyuluh teladan ini mengatakan tetap siap ketika dibutuhkan.

“Mungkin ada tutur kata atau mungkin sikap perilaku saya yang tidak sesuai atau mungkin menyinggung perasaan bapak ibu. Melalui kesempatan yang baik ini saya mohon dimaafkan. Insya Allah saya tetap siap kalau misalnya ada  yang mau dilakukan. Seperti yang dikatakan Pak Bahar, masa abdi ini berakhir secara surat, tetapi tidak berakhir secara urat. Pelayanan tetap berlanjut,” tutur Armiadi. (*)

Komentar