Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Hatta Turusi resmi menjabat sebagai Pengganti Antar Waktu (PAW) Anggota DPRD Kabupaten Luwu Utara sisa masa jabatan 2019-2024 setelah resmi dilantik dan diambil sumpahnya oleh Ketua DPRD, Basir, Selasa (14/11) di Ruang Sidang Paripurna DPRD Luwu Utara.
Hatta menggantikan Mahfud Yunus yang mengundurkan diri setelah maju sebagai calon anggota legislatif dari partai lain.
“Terima kasih kepada Bapak H. Mahfud atas pengabdian, karya, dedikasi dan jasa-jasanya selama mengabdi. Tentu banyak yang telah diperbuat dan ditunaikan selama menjabat sebagai anggota DPRD bahkan pernah menjabat sebagai Ketua DPRD. Semoga Allah SWT menjadikannya sebagai catatan amal kebaikan,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat menyampaikan sambutan pada Rapat Paripurna Pengambilan Sumpah dan Pelantikan PAW tersebut.
Kepada Hatta Turusi yang baru saja dilantik dan telah mengambil sumpah, Indah mengatakan, tak ada kesempatan untuk berbulan madu.
“Atas nama pribadi dan pemerintah daerah saya mengucapkan selamat atas pelantikannya dan selamat bekerja. Tidak ada kesempatan berbulan madu. Pelantikan ini tentu menjadi awal bagi saudara melaksanakan tugas sebagai wakil rakyat,” ucap Indah.
“Saya berharap saudara dapat bekerjasama dan saling mengisi untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari pemda maka berhasil tidaknya pembangunan sangat bergantung pada peran aktif DPRD terutama dalam mengawal proses pembangunan,” sambung orang nomor satu di Luwu Utara ini.
Indah yang hadir didampingi suami yang juga Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi mengatakan, Ia percaya pelantikan akan memperkuat kinerja dan pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD untuk menjawab kompleksnya permasalahan dan semakin besarnya tuntutan masyarakat kepada pemerintah.
“Tentu tidak mudah dan jangan terpaku pada angka-angka/ lama waktu mengabdi. Gunakan kesempatan dengan baik. Mengutip prinsip hidup orang Bugis-Makassar, prinsip kejujuran yaitu lempu yang juga berarti ikhlas, benar, baik, dan adil. Lawannya culas, curang, dusta, khianat, tipu, dan sejenisnya. Hal ini mendefenisikan tentang nilai kejujuran. Nilai dasar lempu menjadi sumber dari acca/ kepandaian. Maka kepandaian yang tidak bersumber dari lempu/ kejujuran, tidak akan menopang kehidupan,” terang bupati perempuan pertama di Sulsel ini.
Prinsip hidup tersebut ditujukan bupati yang karib disapa IDP ini kepada dirinya dan semua orang untuk mencintai perbuatan baik dan benar.
Turut hadir pada Rapat Paripurna tersebut unsur Forkopimda, Sekda, segenap jajaran pejabat pimpinan tinggi pratama, pimpinan instansi vertikal. (*)
Komentar