Masamba, INPUTSULSEL.COM — Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan membangun sabo dam di sungai Radda untuk mencegah terulangnya bencana banjir bandang pada 2020 di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Direktur Sungai dan Pantai Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Bob Arthur Lombogia, mengatakan, Kementerian PUPR segera membangun sabo dam sebagai pengendali sedimen di sungai Radda.
Menurut Bob Arthur, infrastruktur ini dibangun untuk menjaga erosi permukaan tanah, menstabilkan dasar dan tebing sungai, mengurangi kecepatan banjir, serta menampung aliran sedimen.
“Lokasinya di Desa Meli, Kecamatan Baebunta, dengan volume tampung 7.043 meter kubik dan sudah masuk tahap lelang,” kata Bob di Sungai Masamba saat menjelaskan penanganan yang sudah dan akan dilakukan di hadapan Komisi V DPR RI dan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, beberapa waktu lalu.
Banjir 2020 disebabkan luapan air sungai Masamba, sungai Radda, dan sungai Rongkong akibat curah hujan yang sangat tinggi di hulu sungai.
Ketika terjadi banjir bandang di 2020, Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) telah melakukan kegiatan penanganan darurat di tiga sungai, yaitu sungai Radda (Geobox 1,88 km, normalisasi 0,2 km, Riprap 0,245 km).
Kemudian di sungai Masamba (Geobox 3,35 km, Dumping Stone 0,65 km, normalisasi 0,3 km), Sungai Rongkong (Geobox 1,5 km, normalisasi 1,2 km), dan Intake air baku Maipi 60 liter/detik dengan panjang pipa 0,76 km.
Kemudian di 2021, juga dilakukan penanganan pengendali banjir secara permanen di sungai Masamba (tanggul dan perkuatan tebing sepanjang 2,1 km), sungai Radda (pekerjaan tanggul 1,5 km), sungai Rongkong (tanggul 1,2 km), dan jaringan air baku dengan pipa 4,59 km.
Pada 2022, dilakukan pembangunan pengendalian banjir permanen di sungai Masamba (tanggul dan perkuatan tebing 2 km) dan sungai Rongkong (tanggul dan perkuatan tebing sepanjang 2,2 km).
Sementara itu, Bupati Luwu Utara menyampaikan terima kasih atas semua dukungan yang diberikan terutama pasca banjir bandang.
“Cukup banyak yang telah dilakukan oleh kementerian terkait yang menjadi mitra dari komisi V khususnya PUPR. Meski masih banyak PR utamanya bagaimana penanganan tiga sungai yakni Rongkong, Radda, dan Masamba, dan sudah ada dalam perencanaan PUPR,” kata Indah.
“Kami juga berharap dengan kunjungan kali ini komisi V dapat terus memberi atensi sampai semuanya dapat kita selesaikan sebagaimana perencanaan dalam dokumen R3P. Kami juga titip terkait dengan PSU karena terkait langsung dengan warga yang ada di 8 lokasi huntap yang sudah dibangun, kemudian penataan sungai terutama dalam kota mengingat etalase dari ibu kota Kabupaten Luwu Utara,” harap bupati perempuan pertama di Sulsel ini. (*)
Komentar