Layanan TV Akan Serba Digital, Selamat Tinggal TV Analog

Berita Utama114 Dilihat

Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara melalui Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo SP) mendukung upaya pemerintah menghentikan siaran TV analog untuk beralih ke TV Digital.

Dukungan ini disampaikan Kepala Diskominfo SP Luwu Utara, Arief R. Palallo, usai mengikuti Rapat Koordinasi Pendistribusian Bantuan Set Top Box (STB) bersama Menteri Kominfo, Johny G. Plate, yang dilaksanakan secara virtual belum lama ini.

Kadis Kominfo Arief R. Palallo mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya penghentian dan penutupan siaran TV analog untuk kemudian beralih ke siaran TV digital. Program Digitalisasi Televisi ini biasa juga disebut Analog Switch-Off (ASO).

“Program ASO ini sudah sesuai dengan Amanat Undang-Undang Cipta Kerja. Di mana Kemkominfo mempunyai tugas menghentikan penyiaran TV analog untuk kemudian beralih ke siaran TV digital,” kata Kadis Kominfo Luwu Utara, Arief R. Palallo.

Kata Arief, peralihan dari siaran analog ke siaran digital, adalah sebuah proses migrasi siaran televisi. Di mana teknologi penyiaran TV analog itu akan dikonversi ke TV digital atau digantikan oleh TV digital. Migrasi TV ini ditarget selesai pada 2 November 2022.

Dikatakan Arief, untuk mendukung program ASO, Kemkominfo akan menyiapkan piranti set top box (STB) kepada 5,5 juta warga miskin di seluruh Indonesia yang dibagi secara cuma-cuma alias gratis. STB ini adalah sebuah alat untuk dapat menjangkau siaran TV digital.

“Semoga Kabupaten Luwu Utara bisa mendapat bantuan STB untuk tahap pertama,” harapnya. Salah satu syarat mendapatkan bantuan STB adalah Pemda harus menyiapkan data DTKS yang biasanya ada di Perangkat Daerah terkait, dalam hal ini Dinas Sosial.

“Insya Allah, kami akan menyiapkan DTKS sesuai permintaan Kementerian Kominfo saat rapat tadi untuk dapat menerima bantuan STB ini,” jelas dia. Arief menyebutkan, untuk bantuan STB, Kemkominfo menyiapkan 1 juta STB, dan 4,5 juta STB disiapkan pihak swasta.

Yang menjadi kendala, kata dia, adalah belum adanya pemancar yang mampu menangkap siaran TV digital. “Kebutuhan pemancar ini saya kira sangat mendesak karena buat apa ada STB kalau infrastruktur penyiaran seperti pemancar tidak dipenuhi,” imbuhnya.

Kekhawatiran mantan Kakan PDE ini hilang seketika saat ia menghubungi pihak TVRI Stasiun Sulsel dan mendapatkan jawaban yang sedikit dapat memuaskan dia. “Alhamdulillah, barusan saya mendapat jawaban langsung dari Kepala TVRI Stasiun Sulsel,” ungkap dia.

Jawaban apa yang ia terima dari Kepala TVRI Stasiun Sulawesi Selatan, Jati Setyo Wahyu? Arief membeberkan bahwa TVRI akan membangun sebuah pemancar baru di kota Palopo untuk mengakselerasi pemanfaatan siaran TV digital di wilayah Tana Luwu.

“Insya Allah, TVRI akan membangun pemancar di Palopo pada Agustus 2022 mendatang. Nanti setelah pemancar ini ada, barulah kita berupaya mengusulkan bantuan STB ke Kementerian Kominfo, tentu melalui dukungan data DTKS dari Dinas Sosial,” sebutnya.

Kendati demikian, ia tetap berharap, ada pemancar TVRI yang dibangun di Luwu Utara untuk memudahkan warga menikmati siaran TV digital. “Tadi saya sudah komunikasikan ke beliau. Nah, tahap awal, kita mau undang beliau berkunjung ke Luwu Utara dulu,” terangnya.

Nah, apa Keuntungan TV analog? Dikutip dari berbagai sumber, beberapa keuntungan TV digital adalah gambar semakin berkualitas, layanan TV yang tersedia lebih bagus dan lebih interaktif dari yang sudah ada, serta gambar jauh lebih jernih dibandingkan TV analog.

Keuntungan-keuntungan ini berlaku bagi seluruh masyarakat yang berada di berbagai pelosok nusantara. Bahkan setiap orang bisa menikmati tayangan yang beranekaragam dengan kualitas gambar yang jauh lebih jernih serta menggunakan teknologi yang canggih.

Selain itu, akan terjadi pemerataan siaran TV berkualitas di seluruh daerah. Masyarakat di pelosok dapat mengakses siaran televisi yang juga diakses masyarakat yang ada di perkotaan. Tak kalah menariknya, akan menghilangkan gesekan frekuensi antarnegara. (*)

Komentar