Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Enam kepala desa di Luwu Utara menerima penghargaan dari Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, Selasa (21/6) di Aula La Galigo.
Para kepala desa tersebut dinilai berperan aktif dalam percepatan penurunan stunting.
Masing-masing Kepala Desa Limbong di peringkat pertama disusul Kepala Desa Pengkendekan, Kepala Desa Tokke, Kepala Desa Masamba, Kepala Desa Arusu, dan Kepala Desa Waelawi. Indikatornya adalah persentase terbanyak penurunan stunting dan penginputan sasaran melalui Aplikasi ePPGM di atas 80%.
“Penghargaan yang diberikan hari ini diharap menjadi evaluasi sekaligus memotivasi yang lain,” kata Indah saat memberikan sambutan pada kegiatan Rembuk Stunting yang digelar Dinas Kesehatan Luwu Utara.
Stunting, lanjut Indah menjadi prioritas pembangunan nasional dan masuk dalam SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu pemerintah menetapkan melakukan konvergensi terkoordinir, terintegrasi, dan bersama-sama dalam mencegah.
“Jadi basisnya adalah data. Kalau lihat pencapaian kita, tidak mudah menurunkan angka stunting yang begitu signifikan dari 24,4% turun menjadi 19%. Sasarannya jelas dan sudah on the track. Saya berharap kita tidak cepat puas dengan pencapaian yang telah kita raih apalagi ada target pemerintah di tahun 2024 turun di 14%,” jelasnya.
Kepada camat, bupati perempuan pertama di Sulsel ini meminta atensi yang lebih besar.
“Saya yakin di lapangan teman-teman puskesmas dan pemdes tetap bekerja keras.
Sebisa mungkin kalau akselerasi sama dengan tahun 2020 hingga saat ini maka saya optimis tahun ini bisa kita lampaui. Ini target minimal, target maksimal adalah peningkatan kualitas kehidupan generasi bangsa,” kunci Indah.
Tak kalah pentingnya, Ia menegaskan pencegahan stunting tak cukup hanya dilakukan di hilir tapi juga di hulu dengan mengaktifkan 5 layanan yakni layanan kesehatan dan anak, konseling gizi terpadu, perlindungan sosial, ketersediaan sanitasi dan air bersih, serta layanan PAUD.
Sementara itu dari laporan Kadis Kesehatan, dr.Marhani Katma mengatakan bahwa tahun 2021, 30 desa menjadi lokus dan di 2022 akan diintervensi 50 desa lokus stunting dengan harapan intervensi yang dilaksanakan bisa terfokus.
“Namun 166 desa dan 7 kelurahan secara keseluruhan pun tetap menjadi sasaran dalam intervensi dan pencegahan stunting. Untuk itu kita berharap kolaborasi semua pihak baik itu organisasi pemerintah, swasta, lembaga, termasuk masyarakat terlibat langsung dalam pencegahan stunting,” terang Marhani.
Menurut gambaran data capaian percepatan penurunan stunting di beberapa lokus sudah sangat baik, tercatat penderita stunting 54 orang di tahun 2020 dari sasaran 100 orang menjadi 4 orang di tahun 2021.
Turut hadir sebagai pemateri pada kegiatan Rembuk Stunting tersebut Ditjen Bina-Bangda Kemendagri, Kepala Bappelitbangda Provinsi Sulsel, dan Kepala Bappelitbangda Kabupaten Luwu Utara. (Hs)