Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mendorong ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk jadi produsen pangan lokal.
Meski begitu, Ia berharap tanaman pangan tidak langsung dijual begitu saja tetapi diolah lebih dulu sehingga nilai ekonomisnya bertambah.
“Apa yang kita lakukan dengan P2L (Pekarangan Pangan Lestari) ini tujuannya adalah untuk meningkatkan konsumsi pangan lokal, baru berpikir tentang nilai ekonomisnya. Sebab kita bisa jadi produsen sekaligus konsumen. Prinsipnya adalah tanam, petik, olah, dan jual,” ucap Indah saat membuka Pelatihan Praktek Pengolahan Pangan Berbahan Baku Pangan Lokal bagi KWT di Desa Saptamarga Kecamatan Sukamaju.
Bupati perempuan pertama di Sulsel ini mengatakan, banyak yang bisa dilakukan untuk memberi nilai tambah pada tanaman pangan misal mengolah cabai menjadi cabai bubuk yang banyak diminati oleh konsumen ketika bepergian.
“Pengembangan pangan lokal yang bertujuan untuk diversifikasi pangan bisa melalui pengolahan pangan lokal menjadi produk bahan olahan yang siap dikonsumsi dan diminati konsumen. Terkait pemasaran produk, ibu-ibu bisa memanfaatkan media sosial sebagai media untuk promosi,” terang isteri dari Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Untuk diketahui, menurut data, Kabupaten Luwu Utara memiliki potensi yang menjanjikan untuk pengembangan pangan lokal utamanya yang bersumber dari umbi-umbian, jagung, dan pisang. Bahkan Kabupaten Luwu Utara dikenal sebagai penghasil utama sagu di Provinsi Sulsel dan telah disertifikasi Kementerian Pertanian RI dengan nama Sagu Luwu.
Hadir mendampingi bupati, Kadis Perikanan dan Ketahanan Pangan, Muharwan, Camat Sukamaju dan Kepala Desa Saptamarga. (Hs)