MASAMBA, INPUTSULSEL.COM — Anggota Komisi V DPR RI Muhammad Fauzi meminta nelayan untuk beradaptasi dengan teknologi dan mau membuka diri dengan menggabungkan kearifan lokal praktek melaut selama ini.
Hal itu diungkapkan anggota fraksi Partai Golkar ini saat membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan di BLK Luwu Utara, Kecamatan Tanalili, Kamis (24/2/2022).
“Kita tahu nelayan tradisional memiliki kemampuan berdasar kearifan lokal untuk melaut. Akan tetapi, akan lebih baik jika kita menggabungkan dengan teknologi untuk hasil maksimal,” jelasnya.
Fauzi mengingatkan, keselamatan melaut jauh lebih utama dibandingkan hasil yang didapatkan. Untuk itu, sekolah lapang cuaca dihadirkan agar para nelayan memiliki kemampuan dalam aplikasi teknologi khususnya cuaca.
“Adaptasi teknologi akan memberikan hasil yang lebih optimal. Begitu juga dengan presisi kondisi cuaca agar bisa selamat dalam melaut,” tambahnya.
Terkait BMKG, anggota DPR RI Dapil Sulsel III ini mengatakan jika anggaran BMKG selama ini terus ia suarakan untuk ditambah. Menurutnya, tugas BMKG yang sangat penting belum berbanding lurus dengan alokasi anggaran APBN.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, Luwu Utara menjadi prioritas kedua BMKG setelah Maluku Utara.
“Makanya, pelatihan sekolah lapang cuaca untuk nelayan kita gelar di Luwu Utara setelah di Maluku Utara. Karena banyak masyarakat hidup dengan melaut,” katanya via daring.
Menurutnya, sekolah lapang cuaca adalah upaya BMKG untuk membantu nelayan lebih melek dengan teknologi. Agar semakin meminimalisir masalah saat turun ke laut.
“Nelayan harus mau mengupdate informasi tentang cuaca dan gelombang sehingga memiliki pemetaan sebelum turun,” pungkasnya. (**)