Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Luwu Utara, Armiadi, mengingatkan potensi terjadinya gelombang ketiga penularan COVID-19 di Luwu Utara jelang natal dan tahun baru (nataru). Kata dia, gelombang ketiga COVID-19 bisa saja terjadi jika masyarakat abai dan melonggarkan protokol kesehatan, utamanya dalam memakai masker.
Warning ini disampaikan Sekda saat memimpin Apel Konsolidasi Kesiapsiagaan Bencana di Kecamatan Sabbang, Jumat (19/11/2021), di Lapangan Kantor Camat Sabbang. “Kita sadar betul bahwa ada pengalaman di mana pada gelombang pertama ternyata kasus melandai dan kita sempat lengah yang mengakibatkan munculnya gelombang kedua yang justru lebih hebat dibanding gelombang pertama,” ujar Armiadi mengingatkan.
Untuk itu, ia meminta semua pihak untuk tetap mewaspadai potensi terjadinya penularan COVID-19 gelombang ketiga yang diperkirakan bakal terjadi pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022. Mengingat pada bulan itu bakal terjadi peningkatan mobilitas penduduk saat perayaan nataru. “Ada dua momen besar yang berpotensi memicu kenaikan kasus, yaitu Natal dan Tahun Baru. Jangan lengah tetap disiplin protokol kesehatan,” imbuhnya.
Armiadi mengatakan, kondisi COVID-19 di Luwu Utara sebenarnya sudah bisa dikendalikan. Terbukti Luwu Utara sudah berada pada zona kuning dan PPKM level 2 per per tanggal 18 November 2021. “Alhamdulillah, Luwu Utara sudah zona kuning dan berada pada level 2, tapi kita tidak boleh lengah. Tetap harus menerapkan protokol kesehatan di setiap aktivitas kita, dengan tetap memakai masker di kerumunan,” Armiadi mengingatkan.
Hal urgen lain yang disampaikan mantan Kadis Pertanian ini adalah terkait vaksinasi. Kata dia, Bupati selalu mengingatkan bahwa semua harus bisa mengambil bagian dan berpartisipasi dalam pelaksanaan vaksinasi. “Saya harap kepada kita semua, termasuk stakeholder terkait lainnya untuk mengambil bagian dalam menyukseskan vaksinasi,” harap Armiadi.
Terkait bencana alam, Armiadi mengingatkan bahwa Indonesia adalah supermarket bencana. Di mana hampir semua jenis bencana ada di Indonesia, seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, kekeringan, kebakaran hutan, gelombang ekstrim, gempa bumi, likuifaksi dan bahkan tsunami. Untuk itu, dibutuhkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan untuk mengenali jenis bencananya dan segera menyiapkan strategi untuk menghadapinya.
Ia juga mengingatkan bahwa informasi BMKG terkait La Nina, akan memperbesar kemungkinan terjadinya cuaca ekstrim dan angin kencang yang berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor dan pohon tumbang. “Mari bersama bergandengan tangan dan menegaskan kembali bahwa penting untuk mengenali ancamannya dan menyiapkan strateginya, sehingga kita semua siap untuk selamat,” tutup Armiadi.
Apel ini juga dihadiri oleh: Kalaksa BPBD, Muslim Muhtar; Camat Sabbang, Sitti Kidar; Camat Sabbang Selatan, Fatmawati Beddu; Danramil Sabbang; Kapolsek Sabbang; Dinas Perhubungan; Forkopimcam; para Kades dan BPD; serta stakeholder kebencanaan lainnya, seperti PMI, PSC 119, Tagana, Karang Taruna, TRC Lingkungan Hidup, TRC BPBD, Pramuka Peduli serta unsur masyarakat lainnya. Apel berjalan dengan aman, lancar dan terkendali. (Rls)
Komentar