Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Sukses tidaknya program Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI) sangat bergantung pada Fasilitator Desa.
Hal itu disampaikan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani saat membuka kegiatan Penyegaran dan Peningkatan Kapasitas Fasilitator Desa yang berlangsung di Hotel Bukti Indah Masamba, Jumat (26/11).
“Melalui fasilitator desa, kita berharap ada transfer knowledge atau pengetahuan untuk kelompok tani yang didampingi. Sebab targetnya tidak hanya berdampak pada personal, tapi lebih luas yakni pada peningkatan kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan komunitas,” kata Indah yang hadir didampingi Kadis Pertanian, Rusydi Rasyid.
Bupati perempuan pertama di Sulsel ini menuturkan, tujuan jangka pendek READSI dimaksudkan untuk memberdayakan keluarga petani dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan SDM untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian maupun non pertanian, serta meningkatkan taraf hidupnya secara berkelanjutan.
“Jadi fasilitator desa harus punya based line atau data awal sebelum bergerak ke kelompok-kelompok yang menjadi target lokasi penyelenggaran program ini. Kita harus mampu mengukur secara kualitatif maupun kuantitatif sejak program ini dimulai pada 2019 lalu. Untuk itu saya minta fasilitator desa harus punya New DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial), sehingga kita lebih mudah membantu kelompok mana yang menjadi sasaran, sebab orientasi program ini tidak berhenti di output saja, tapi diharap sampai pada outcome,” terang Indah.
Pada kesempatan tersebut, Indah juga meminta fasilitator desa agar membangun ikatan yang kuat dengan masyarakat.
“Bangun ikatan yang kuat, sebab dari masyarakat kita bisa banyak berguru. Pembelajar yang baik itu ketika Ia mampu mendengar semua pihak. Yang paling penting, bagaimana memastikan keberlanjutan program ini,” pinta Indah.
Sementara dari laporan Tenaga Ahli Provinsi, Rosmiati Muhayyang, kegiatan tersebut diikuti oleh fasilitator desa dari Kabupaten Luwu, Luwu Utara, dan Luwu Timur.
“Akan berlangsung selama 4 hari, mulai 25 sampai 28 November. Tujuan dari pelatihan ini secara umum meningkatkan kemampuan fasilitator desa dalam menguatkan poktan dan KWT. Dimana salah satu tugas fasilitator adalah bekerjasama dengan pemangku kepentingan di desa sebab fokus di tahun 2022 adalah untuk memperkuat kelompok tani menjadi organisasi usaha,” jelas Rosmiati. (Rn)