Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Verifikasi dan Observasi Lapangan (Verlap) terhadap inovasi Getar Dilan alias Gerakan Tanam Sayur di Lahan Pekarangan usai dilakukan, Jumat (23/7/2021). Verlap yang berlangsung di empat spot kegiatan, masing-masing di Desa Tamboke, Sukaraya, Banyuwangi dan Bungapati ini berlangsung lancar dan sukses.
Verlap dimulai tepat pukul 10.00 WITA. 15 menit sebelum dimulai, inovator Getar Dilan, stakeholder (kepala desa dan penyuluh pertanian), dan penerima manfaat (kelompok wanita tani dan perempuan milenial) sudah harus bergabung ke dalam zoom meeting yang dikendalikan dari pusat, Jakarta, oleh Tim Sekretariat Kementerian PANRB.
Dalam verlap ini, Tim Panel Independen (TPI) Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Kementerian PANRB Tahun 2021 menjadi pihak yang mengendalikan penuh verlap dengan memberikan penilaian melalui wawancara dan bertanya langsung ke masing-masing stakeholder, penerima manfaat, serta inovator Getar Dilan itu sendiri.
TPI yang sempat memberikan pertanyaan dan masukan adalah Harris Turino Kurniawan, Tulus Abadi dan Siti Zuhro. Ketiganya memberikan apresiasi terhadap inovasi Getar Dilan. Meski begitu, ada beberapa masukan terhadap inovasi ini. Salah satu TPI yang memberikan masukan adalah Tulus Abadi. Dia mengatakan bahwa inovasi Getar Dilan baru berdaulat dari sisi pangan, khususnya sayur mayur.
Untuk itu, dia menyarankan agar ke depan inovasi ini juga bisa berdaulat dari sisi protein misalnya. “Getar Dilan sudah berdaulat baru dari sisi pangan, khususnya sayur. Nah, sumber pangan kan bukan hanya sayur saja, tapi juga ada protein,” terang Tulus. Olehnya itu, dia menyarankan agar inovasi ini bisa lebih dikembangkan lagi ke depan.
“Ke depan, kalau ini sudah selesai dan bagus, maka ini harus dikembangkan lagi, bagaimana berdaulat juga dari sisi protein, sehingga bisa juga mengatasi stunting dan lain sebagainya,” ucap Tulus menyarankan. Siti Zuhro malah memberikan apresiasi yang tinggi terhadap inovasi ini. Kata dia, inovasi Getar Dilan malah dapat memberikan keuntungan ganda.
“Saya menghargai inovasi Getar Dilan. Ini adalah langkah awal di tengah pandemi untuk melakukan sebuah tingkatan home industry melalui sayur-sayuran,” kata Zuhro. “Jadi, inovasi ini memberikan dobel keuntungan, yaitu kesadaran masyarakat terhadap pangan, dan juga masyarakat bisa memetik buahnya dari tanaman itu sendiri,” sambung dia.
Zuhro melanjutkan, pelibatan penuh kaum perempuan, termasuk kaum perempuan milenial, dalam inovasi ini adalah sebuah terobosan yang sangat layak diapresiasi. “Saya apresiasi ini. Apalagi dengan adanya pelibatan penuh kaum perempuan dalam inovas ini. Semoga inovasi ini bisa maju dan bersaing dengan inovasi lainnya dalam TOP 45,” tandasnya.
Sementara inovator Getar Dilan, Alauddin Sukri, berharap inovasi ini bisa lolos masuk ke dalam TOP 45. Dia optimistis, Getar Dilan dapat tembus TOP 45 setelah melewati beberapa tahapan penilaian, seperti presentasi dan wawancara, termasuk tahapan verlap yang hari ini tuntas dilaksanakan. “Semoga Allah memberkati kami bisa lolos ke TOP 45,” harapnya.
Dia juga tak lupa memberikan apresiasi kepada TPI yang telah memberikan ruang bagi Getar Dilan sebagai inovasi yang bisa diharapkan dalam masa pandemi COVID-19. “Inovasi ini bisa menghadirkan pangan sehat bagi rumah tangga,” ucap Alauddin.
Tak lupa ia menyampaikan terima kasih kepada pihak yang terlibat dalam persiapan verlap, teristimewa Tim Humas Kominfo yang ikut berperan besar dalam kelancaran verlap virtual ini, termasuk Tim Pelaksana Warkop Indah. (rls)
Komentar