Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Berdasarkan hasil identifikasi dari Lembaga Kajian Kebencanaan Universitas Hasanuddin disebutkan bahwa total estimasi sedimentasi banjir bandang di tiga sungai pascabanjir di Luwu Utara sebesar 222.476.966 m³.
Rinciannya adalah sungai Rongkong 136.838.603 m³, sungai Masamba 55.131.761,29 m³, dan sungai Radda 9.141.608 m³.
Adanya kajian sedimentasi kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Luwu Utara dengan Pusat Studi Kebencanaan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Hasanuddin tersebut menghasilkan beberapa rekomendasi untuk segera dilaksanakan.
“Perbandingan kesesuaian dan ketidaksesuaian terhadap risiko banjir bandang terhadap Pola Ruang RDTR Kota Masamba diketahui yang sesuai adalah 67% dan yang tidak sesuai adalah 33%, sehingga diperlukan peninjauan kembali RDTR Kota Masamba yang berbasis pada mitigasi bencana serta penataan kawasan hulu berupa kawasan hutan, berupa hutan yang berfungsi sebagau aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan sebagai resapan air,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, saat dikonfirmasi, Minggu (09/05/2021).
Indah menuturkan, kajian yang dilakukan bersama Universitas Hasanuddin ini tentu memberikan rekomendasi pengelolaan penanganan banjir secara komprehensif.
“Jadi tahun ini ada beberapa kegiatan recovery yang kita usul, diantaranya adalah pengangkatan sedimen, pembuatan tanggul permanen dan pembuatan sabo DAM di Sungai Masamba, Radda, dan Rongkong. Khusus dalam kota Masamba akan segera dilakukan pembuatan kanal untuk aliran Sungai Matoto, pembuatan drainase, dan saluran pembuang. Begitu juga dengan Desa Radda dan Perumahan Kelapa Gading, untuk itu mohon dukungan kita, semua bertahap dan berproses sebab arah kebijakan pembangunan kita di 2021 ini tetap pada pemulihan infrastruktur, pemulihan ekonomi, dan tentu saja sektor layanan dasar yang menjadi urusan wajib pemerintah. Tentu disesuaikan dengan tema RPJMD 2021 yang telah di musrenbangkan,” papar bupati perempuan pertama di Sulsel ini. (Rn)