Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menerima kunjungan Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), Senin (1/3/2021) di hari pertama Ia dan Wakil Bupati, Suaib Mansur berkantor.
Kedatangan pihak balai tersebut, kata Indah, membawa kabar baik mengenai pembangunan Daerah Irigasi Kanjiro dan bangunan pengendali sedimen di beberapa sungai di Luwu Utara.
“Bersama pak wakil hari ini, kami menerima laporan dari balai bahwa ada tiga paket pekerjaan konsultasi pada PPK Perencanaan dan Program Tahun Anggaran 2021, diantaranya DD Rehabilitasi Daerah Irigasi Kanjiro Bone-bone, DD Pengendalian Banjir Sungai Radda, dan DD Pengendalian Sedimen Sungai Masamba, Sungai Radda, Sungai Binuang, dan Sungai Rongkong,” terang Indah.
Terkait progres pelaksanaan pekerjaan tersebut, Y. Andre Wiartha selaku Konsultan menjelaskan, saat ini pihaknya baru melakukan kajian.
“Kami dari balai sungai yang nantinya akan merencanakan bangunan pengendali sedimen di sungai Masamba dan Radda, kemudian juga ada Sungai Binuang dan Rongkong, tapi kita akan fokus ke Sungai Radda dan Masamba lebih dulu. Untuk progresnya saat ini baru merencanakan, dan mengkaji. Kami juga akan melakukan kegiatan di lapangan berupa pengukuran, kegiatan pengambilan sample sedimen, sample tanah, pengecekan batuan dan pondasi, juga penentuan titik-titik mana yang pas untuk dipasang bangunan pengendali sedimen (sabodam),” jelas Andre, usai menemui Bupati Indah.
Andre menuturkan, untuk jumlah sabodam yang akan dibangun, akan bergantung pada hasil kajian di lapangan.
Sementara itu, di tempat terpisah, Plt. Kadis PU Luwu Utara, Rusydi Rasyid menuturkan, apa yang dilakukan pihak balai saat ini merupakan tahap awal, dan kemungkinan akan berlangsung hingga 2024.
“Terkait recovery pascabencana, tim balai sudah turun bersama supervisi, mereka datang untuk meninjau. Secara umum selain penanggulanan pembuatan tanggul juga pembuatan sabodam.
Fokus mereka bagaimana menghambat sedimen turun, jadi kemungkinan untuk pembuatan tanggul bukan beton, masih pada tanggul-tanggul penahan padahal sebenarnya yang diinginkan masyarakat Luwu Utara tanggul yang sifatnya permanen. Namun pihak balai menegaskan untuk disampaikan ke masyarakat bahwa apa yang dilakulan ini baru tahap awal yang akan berlangsung hingga 2024, sebab tidak bisa setahun untuk ditangani,” jelas Rusydi. (hs)