LUWU UTARA, INPUTSULSEL.com– Kementerian Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Republik Indonesia menyiapkan tiga langkah penanganan darurat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara, tepatnya di kota Masamba dan desa Radda kecamatan Baebunta. Salah satunya adalah penanganan permanen dengan membuat tanggul sungai dengan struktur permanen.
Hal ini disampaikan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat melakukan peninjauan di Masamba, dua hari pascabanjir bandang, tepatnya Kamis 16 Juli 2020 kemarin. “Berdasarkan instruksi bapak Presiden, kita telah menyiapkan tiga langkah penanganan darurat banjir bandang di Kabupaten Luwu Utara,” kata Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.
Selain penanganan permanen berupa pembuatan tanggul sungai dengan struktur permanen, dua langkah penanganan lainnya adalah membuka akses konektivitas jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan kota Palopo – Masamba, serta membersihkan Masamba dan Radda dari tumpukan lumpur pasir dan sampah-sampah kayu lainnya.
“Untuk pembukaan akses konektivitas Palopo – Masamba secepatnya dilakukan, khusus di jalan yang masih tergenang dan tertutup lumpur,” kata Basuki. Guna mendukung itu, pihaknya mengerahkan 10 alat berat, berupa 4 excavator, 2 Dozer, dan 4 Dump Truk ke Radda. Selain itu, dikerahkan juga 2 excavator dari Dinas PUPR, 1 dari Dinas TPHP, dan 1 dari mitra kerja.
Menteri Basuki juga menginstruksikan agar lumpur pasir yang dibersihkan dari permukiman warga itu dikumpulkan dan dimasukkan ke gerobak untuk dimanfaatkan menjadi tanggul sementara di bantaran tiga sungai, yaitu Rongkong, Radda dan Masamba, agar tidak terjadi luapan material dari sungai-sungai tersebut saat terjadi hujan di hulu.
“Dari hasil pengamatan saya, terlihat dampak paling parah dirasakan warga yang berada di bantaran sungai Radda. Untuk itu, rumah-rumah yang berada di bantaran, bahkan yang ada di palung sungai harus direlokasi sebagai bagian dari upaya normalisasi sungai. Relokasi akan bekerja sama dengan Pemda Lutra,” tandas Menteri Basuki. (AG)