INPUTSULSEL.com, Luwu Utara — Alat berat (eskavator) milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Luwu Utara kini terlihat bekerja atau beroperasi di sekitar sungai Masamba, tepatnya di sekitar wilayah kota Masamba. Tidak hanya satu, tapi dua alat berat sekaligus yang diturunkan.
Kepala Dinas PUPR, Suaib Mansur mengatakan, penanganan banjir di sungai Masamba akan dilakukan beberapa tahap, yaitu tahap jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dan untuk saat ini, kata dia, akan dilakukan normalisasi sungai dengan mengerahkan dua alat berat guna mengeruk sedimen yang terbawa arus.
“Sedimen ini yang mengakibatkan terjadinya pendangkalan, sehingga air cepat meluap ke rumah-rumah warga yang ada di sekitar bantaran sungai,” kata Suaib, saat ditemui di Desa Bakubaku, Senin (22/6/2020). Bagaimana penanganan jangka panjangnya? Alumnus Fakultas Teknik Unhas ini menyebutkan, penanganan perkuatan tebing menjadi prioritas.
“Untuk penanganan jangka panjang, perkuatan tebing menjadi prioritas, seperti pembangunan proteksi talud dan pembuatan bronjong di bantaran sungai,” terangnya. Yang jelas, sambung dia, Pemda fokus pada normalisasi guna mencegah terjadinya luapan sungai. Selain tentunya proses penyaluran bantuan sembako sebagai langkah cepat penangan,
Terpisah, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Luwu Utara, Muslim Muhtar, setali tiga uang dengan apa yang disampaikan Kadis PUPR. Menurut dia, solusi jangka pendek adalah normalisasi sungai. Dengan adanya dua alat berat yang sementara bekerja, maka penanganan normalisasi bisa semakin cepat.
“Saat ini sudah dilakukan pembenahan oleh Dinas PUPR dengan mengerahkan dua eskavator. Bahkan kemarin kita sudah kasi bantuan kepada masyarakat 350 lembar karung goni untuk pembuatan tanggul. 250 dari PUPR, dan 100 dari BPBD,” sebut Muslim. Pekerjaan tanggul sementara berlangsung. Untuk normalisasi, akan dilakukan pengerukan dan pelurusan sungai
Pihaknya juga akan terus mengedukasi warga guna membantu pemerintah mencegah terjadinya banjir susulan. “Pengawasan akan terus kita lakukan di daerah hulu, dengan mengajak masyarakat untuk sadar akan lingkungan, tidak melakukan perambahan hutan, tidak membuka lahan, apalagi yang ada di daerah kemiringan,” tandas dia. (AG)