KRKP dan KATALIS Lakukan FGD Sistem Pangan Kabupaten Luwu Utara

Jurnalisme Warga179 Dilihat

 

JW — Koalisi Rakyat untuk kedaulatan Pangan (KRKP) Bogor bersama Perkumpulan Pengembangan Kapasitas dan Akselerasi Kualitas Layanan Publik Indonesia
(Katalis Indonesia) yang di dukung oleh Kurawal Foundation Jakarta melakukan Forum Group Discussion (FGD) Kajian Sistem Pangan Kabupaten Luwu Utara.

FGD sistem pangan Kabupaten Luwu Utara ini dilaksanakan selama 2 hari mulai 23-24 Juni 2021 di Hotel Bukit Indah Masamba, Jalan Simpurusiang, Kelurahan Bone Tua Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa 23 Juli 2021.

Program ini, hanya tiga di Indonesia yaitu sebagai lokus yaitu Pacitan di pulau Jawa, Lombok Utara Provinsi NTB dan Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan.

Kajian ini, untuk melihat sistem Ketahanan pangan agar tercapai kedaulatan pangan, ini juga untuk melihat apakah terjadi singkronisasi kebijakan pemerintah ke petani pada masa pandemi coronavirus 2019, atau tidak, Ujar Perkumpulan Pengembangan Kapasitas dan Akselerasi Kualitas Layanan Publik Indonesia
(Katalis Indonesia), Sufyan Tsauri Wahid.

Adapun tujuan dari kajian ini adalah untuk melihat sistem pangan di Kabupaten Luwu Utara yang tercermin dalam 13 Indikator.

Metodologi kajian ini berbasis pada studi kebijakan melalui pengumpulan data dan informansi seperti dokumen kebijakan di kabupaten Luwu Utara, wawancara Infoman kunci (Pemerintah, petani, pengumpul/pedagang/pelaku dalam rantai nilai produk dan diskusi terfokus.

Sementara output hasil kajian sistem pangan daerah Kabupaten Luwu Utara akan disampaikan kepada pemerintah Kabupaten Luwu Utara dalam rangka mendorong sistem pangan di Kabupaten Luwu Utara, sekaligus bahan advokasi pada level nasional untuk mendorong sistem pangan nasional yang berdualat.

Dalam kajian tersebut, ada 13 Indikator diantaranya, kapasitas produsen pangan, sumber daya alam pangan, infrastruktur produsen pangan, produksi pangan, jaringan pengamanan dan Pemerintah, kemitraan antar sektor swasta dan produsen, efektifikatas distribusi pangan, keterbukaan informasi rantai nilai pangan, ketersedian stock cadangan, tingkat pendidikan dan keahlian produsen, keterjangkauan dan keragaman pangan, keragaman pangan, dan food waste.

Dari 13 indikator perbandingan perolehan skor indikator dengan skor komulatif, diperoleh skor keseluruhan indikator 19,08. Angka itu masih rendah bila dibandingkan Angka maksimal 46.28.

Sementara rata-rata perolehan indikator hasil kajian sistem pangan Luwu Utara hanya mencapai 1, 46. tergolong rendah bila dibandingkan rata rata maksimal 3.56 yang harus dicapai, Ujar Sekretaris Perkumpulan Pengembangan Kapasitas dan Akselerasi Kualitas Layanan Publik Indonesia (Katalis Indonesia), Sufyan.

namun, meskipun dalam hasil kajian ini masih tergolong rendah dari nilai maksimal yang harus dicapai. Tetapi dia beberapa pint yang ada indikator juga sudah ada baik seperti surplus beras tahun 2020 ditengah pandemi coronavirus2019, tutup Sufyan.

Dalam kajian ini turut hadir petani, kelompok Tani, Gapoktan, Kelompok Wanita Tani, pelaku pengolahan pangan, pengurus bumdes, Pengusaha penggilingan padi, pengepul / Perdagang dan NGO.

 

Penulis : Kadding / Jurnalis Warga

Komentar