Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM – Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara melakukan berbagai upaya dalam mengatasi masalah stunting. Salah satu upaya yaitu bergerak dari lingkungan terkecil melalui pembangunan masyarakat desa.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Luwu Utara, Marhani Katma mengatakan optimalisasi peran kepala desa dan posyandu dalam mengatasi masalah stunting di desa perlu digalakkan. Hal ini merujuk posyandu merupakan pelayanan kesehatan bayi dan balita di masyarakat.
Upaya untuk mengatasi masalah stunting dapat dilakukan secara intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitive. Intervensi gizi spesifik ini ditujukan kepada ibu hamil dalam 1000 hari pertama kehidupan dilakukan oleh sektor kesehatan dimulai saat kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Sedangkan intervensi gizi sensitif merupakan kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan.
“Kegiatan ini sifatnya kolaborasi, memang melibatkan intervensi banyak pihak, salah satunya kepala desa yang diharapkan ikut terlibat langsung sebagai garda terdepan. Karena dia yang punya masyarakat dia yang lebih pahami. Kegiatan sudah beberapa kali digelar rekomendasinya itu harus menyentuh kepala desa, makanya sekarang kita hadirkan seluruh kepala desa,” kata Marhani dalam pertemuan expose rencana program penurunan stunting, Kamis (18/3/2021) di Aula Hotel Bukit Indah
Tidak hanya itu, lanjut Marhani, dalam perencaaan penurunan stunting Pemda berharap agar aparat desa menjadikan pencegahan stunting menjadi salah satu program prioritas dalam menyalurkan dana desa.
“Perencanaa penurunan stunting ini diharapkan agar salah satu anggaran dana desa di peruntukan untuk pencegahan stunting karena ini merupakan prioritas nasional yang harus kita tuntaskan di RPJM-Nasional di periode sekarang ini,” tandas Marhani.
Dengan komitmen yang kuat dan bergotong royong, Marhani optimis target penurunan prevalensi stunting hingga angka 14 persen di tahun 2024 mendatang bisa tercapai. (rls)
Komentar