Hanya Indah, Bupati yang Hadiri Pelantikan DPD APDESI Sulsel

Berita Utama135 Dilihat

MAKASSAR, INPUTSULSEL.COM – Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menunjukkan kedekatannya dengan kepala desa di Sulawesi Selatan.

Itu dibuktikan Indah dengan menjadi satu-satunya bupati di Sulawesi Selatan yang hadir pada pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Sulsel, Senin, 22 Agustus 2022 di Baruga Pattingalloang, Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan.

Indah hadir sekaligus menerima penghargaan dari APDESI sebagai Perempuan Inspiratif dan Kepala Daerah Peduli APDESI. Selain Indah, ada dua kepala daerah yang juga menerima penghargaan. Bupati Takalar, Samsari Kitta dan Bupati Maros, Chaidir Syam. Hanya saja, Samsari dan Chaidir hanya diwakili.

Pemberian penghargaan menjadi rangkaian acara pelantikan pengurus APDESI Sulsel periode 2022-2027. Pengurus yang dilantik dipimpin Ketua APDESI Sulsel terpilih, Sri Rahayu Usmi. Ketua Umum DPP APDESI, Surta Wijaya hadir melantik. Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman hadir menyaksikan pelantikan.

Surta dalam sambutannya mengingatkan kepala desa untuk senantiasa bekerja mengawal dan mengamankan kebijakan pemerintah. Sebab, secara struktur, pemerintah desa adalah level pemerintahan terendah.

“Saya ingatkan para kepala desa, para pengurus APDESI yang hadir, kualat kalau tidak membantu bupati dan gubernur. Karena mereka adalah orang tua kita,” tegasnya.

Surta juga meminta kepada gubernur untuk memberi perhatian khusus. Terutama dari sisi anggaran. Dengan demikian, dana desa tidak hanya bersumber dari pusat. Selama Pandemi, ia mengakui, kepala desa sangat kesulitan. Karena ADD harus digunakan sebagai Bantuan Langsung Tunai (BLT). Padahal, kepala desa juga punya program dan janji yang harus ditunaikan saat berkampanye sebagai kepala desa.

Merespon hal tersebut, Gubernur mengaku, sudah memberi perhatian kepada desa. Hanya saja, tidak bisa secara keseluruhan. Karena jika harus dialokasikan secara keseluruhan, maka tentu akan menyedot anggaran Pemprov dalam skala besar.

“Dengan Rp.100 juta saja misalnya dengan jumlah desa yang ada, tentu akan mengambil porsi yang sangat besar. Tapi untuk spot-spot tertentu, sudah saya lakukan,” ujarnya.

Sementara itu, Indah kepada media menyampaikan, di Luwu Utara, pemanfaatan dana desa berjalan efektif. Terbukti, saat ini tidak ada lagi desa sangat tertinggal di Luwu Utara. Selain itu, yang tadinya hanya satu desa mandiri, sekarang ini sudah lebih dari 20 desa mandiri.

“Artinya dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama, sangat terasa dampaknya, terutama dalam hal kesejahteraan masyarakat di desa,” ungkapnya.

Untuk itu, lanjut Indah, tugas selanjutnya adalah terus mengawal dan memastikan bahwa pemanfaatan Dana Desa benar-benar untuk pembangunan dan diperuntukkan untuk kesejahteraan masyarakat desa. Dalam dua-tiga tahun terakhir memang ada sedikit hambatan. Karena sebagian besar dana desa juga dialihkan untuk penanganan pandemic.

“Tapi insya Allah, kita optimistis dengan lambat laun mulai bergeser ke endemic, maka pembangunan di desa akan kembali menggeliat,” urainya. ($)

Komentar