Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan-Jeneberang Targetkan Tanggul Geotextile Selesai 21 Agustus

Berita Utama124 Dilihat

 

LUWU UTARA, INPUTSULSEL.com–Tak hanya meninjau progres pembangunan jembatan bailey, Jumat (7/8), Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani juga meninjau progres pembuatan tanggul dengan metode geo textile di bantaran sungai Kelurahan Bone Kecamatan Masamba.

Dari informasi Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ), puluhan pekerja diturunkan hingga larut malam demi mengejar target pemasangan tanggul.

“Tanggul ini rencananya akan dipasang sepanjang 1,5 meter di sejumlah titik utama masuknya air sungai di sisi kanan kiri,” terang Penanggungjawab Pelaksana BBWSPJ, Agus, saat mendampingi Bupati Indah di lokasi pemasangan tanggul.

Dijelaskan Agus, geotextile ini adalah metode pembuatan tanggul dengan menggunakan kain besar yang berfungsi sebagai perkuatan tanah.

“Kain besar yang berbahan wofen ini akan diisi oleh material pasir setinggi 75 cm yang kemudian dijahit berulang hingga membentuk sebuah bangunan bertingkat dengan lima lapisan yang akan menjadi tanggul penahan air agar tak lagi meluap ke badan jalan hingga rumah warga,” jelas Agus saat berbincang bersama Bupati Indah.

Sementara itu diketahui beberapa waktu lalu tepatnya Minggu (2/8), Kepala BBWSPJ, Adenan Rasyid mengatakan, dalam pengerjaan tanggul darurat, pihaknya dibantu oleh Dinas PUPR Luwu Utara, utamanya dalam menentukan titik yang menjadi prioritas, seperti pemukiman dan tempat-tempat masuknya air ke Kota Masamba. Saat ini kata dia, pembuatan tanggul darurat fokus dulu pada ruas jembatan Masamba dan jembatan Balebo. Mengingat kedua ruas jembatan ini menjadi titik masuknya air ke kota Masamba.

“Kita buat tanggul darurat menggunakan geotextile guna mencegah masuknya air ke beberapa titik pemukiman. Lubang-lubang yang menjadi titik masuknya air harus ditutup, dan sudah ada beberapa titik yang ditutup, termasuk titik masuknya air ke masjid Syuhada, dan beberapa titik lainnya,” terangnya.

Meski sifatnya masih darurat, tetapi pembuatan tanggul darurat di dua sungai ini dipastikan sedikit lebih baik karena pekerjaan tanggul menggunakan metode perkuatan geotextile, yaitu sebuah metode perbaikan tanah untuk memperkuat bangunan tanggul darurat.

Rencananya, pembangunan tanggul darurat ini akan selesai pada 21 Agustus 2020 mendatang. Dan selanjutnya pihak BBWSPJ akan melakukan penanganan permanen dengan membuat tanggul permanen di sungai Masamba dan sungai Radda. Ini juga sekaligus instruksi Menteri PUPR beberapa waktu lalu agar dua sungai ini akan dibuatkan tanggul dengan struktur permanen.

“Untuk tanggul permanen, insya Allah 2021 baru akan kita laksanakan pembuatannya. Jadi ini baru solusi jangka pendek dan menengah dulu,” pungkasnya.

Komentar