Nusantara Kota Dunia Cerdas dan Hijau, Peradaban Baru Dunia

Nasional202 Dilihat

Indonesia sedang mewujudkan salah satu cita-cita besar bangsanya yakni pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). Di tengah gegap gempita kemajuan yang sudah terlihat, IKN tidak hanya sekedar kota baru, melainkan sebuah ikon yang akan menandakan level baru Indonesia di kancah internasional. Masyarakat, yang sudah menunggu-nunggu kelanjutan dari pembangunan ini, merasa bangga dan berharap bahwa IKN akan menjadi kota impian yang mengusung berbagai konsep modern seperti ramah lingkungan, kota cerdas, kota hutan, serta berstandar internasional.

Heru Margianto (Managing Editor Kompas.Com) menyoroti tantangan besar yang menyertai pembangunan IKN. Sebagaimana yang disebutkan oleh Presiden Joko Widodo, pembangunan IKN membutuhkan waktu 15-20 tahun, yang memerlukan kesinambungan pembangunan Pemerintah. Hal ini memunculkan pertanyaan: bagaimana rakyat Indonesia menjaga komitmen bersama dan mempertahankan stamina pembangunan dalam jangka panjang?

IKN yang memiliki visi sebagai “Kota Dunia Cerdas dan Hijau, Peradaban Baru Indonesia” menjanjikan kualitas kehidupan yang belum pernah ada di kota-kota lain di Indonesia. Misalnya, dalam bidang transportasi, IKN direncanakan menjadi kota dengan sistem transportasi efisien, hemat energi, rendah karbon, dan berbasis pejalan kaki dengan sistem transportasi massa yang baik. Selain itu, 70% kawasan IKN akan berupa ruang hijau yang dilengkapi dengan teknologi modern, sehingga julukan “Peradaban Baru Indonesia” bukanlah sekadar impian kosong, tetapi sebuah visi nyata yang dinantikan oleh masyarakat Indonesia dan global.

Mewujudkan IKN adalah cita-cita besar yang tentu membutuhkan pengorbanan besar. Di sinilah peran media menjadi sangat penting. Media harus berfungsi sebagai perekat solidaritas nasional, mengingatkan bahwa IKN bukan hanya mimpi Presiden Joko Widodo, tetapi mimpi seluruh masyarakat Indonesia. Media memiliki peran strategis dalam membangun harapan dan optimisme, memperkuat narasi kebanggaan nasional atas pembangunan IKN.

Dalam perjalanan panjang pembangunan IKN, penting untuk memastikan bahwa proyek ini tidak menjadi komoditas politik. Proses yang panjang ini membutuhkan stamina dan soliditas politik yang kuat. Melihat IKN sebagai komoditas politik bisa memecah fokus dan mengaburkan progres, karena berbagai kepentingan akan saling bertabrakan. Oleh karena itu, pembangunan IKN harus diposisikan sebagai gerakan dan kebanggaan bersama yang membangun solidaritas nasional.

IKN bukan sekadar pembangunan sebuah kota; ia adalah lokomotif yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesadaran lingkungan, mempromosikan kota yang cerdas, dan mengangkat level Indonesia di kancah internasional. Untuk mewujudkan cita-cita besar ini, perlu upaya bersama dari seluruh elemen bangsa. Dengan dukungan dan komitmen yang kuat dari masyarakat serta peran media yang positif, IKN bisa menjadi simbol kebangkitan dan masa depan cerah Indonesia. (*/dirman)