INPUTSULSEL.COM – Yayasan Bhumiksara mempersiapkan kualitas pemilih pemula yang mendominasi jumlah pemilih pada Pemilu 2024 dengan mengadakan Webinar yang mengangkat topik mengenai “Komodifikasi Identitas Kalangan Muda di Pilpres 2024”.
Ari Nurcahyo (Direktur Eksekutif PARA Syndicate), Edy Suhardono (Psikolog), dan Audifax Pratama (Peneliti Bidang Psikologi dan Penulis Buku Membaca Identitas) dipilih sebagai narasumber pada webinar ini untuk berbagi pengetahuan mengenai apa yang harus dilakukan kelompok muda untuk memenuhi tugasnya sebagai generasi penerus bangsa yang harus mengawal Pemilu 2024 mendapatkan pemimpin yang mampu mengakomodir aspirasi kelompok muda dan membuat perubahan positif bagi Indonesia.
Ari Nurcahyo menjelaskan Pemilu 2024 yang akan diselenggarakan pada Februari 2024 akan diikuti oleh 18 partai politik dan memiliki keunikan dan tantangan tersendiri. Generasi Z dan Milenial akan mendominasi pemilih pada Pemilu 2024. Berdasarkan rekapitulasi DPT, pemilih dari Generasi Z sebanyak 46.800.161 atau 22,85% dan Milenial sebanyak 66.822.389 atau 33,60% dari total DPT Pemilu 2024.
Apabila dijumlahkan mencapai lebih dari 113 juta pemilih atau setara dengan 56,45% dari total keseluruhan pemilih. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan politik yang mampu memberikan pemahaman kepada pemilih dari kelompok ini agar dapat berpartisipasi aktif pada Pemilu 2024. Ari menambahkan Terdapat cara agar kelompok muda dapat berpolitik cerdas dan bijak, antara lain Pengetahuan informasi seputar politik, Pemahaman teks dan konteks di dunia perpolitikan, Kesadaran untuk tanggap dan terlibat di politik, serta Ketajaman dalam mengambil sikap politik yang baik dan benar.
Edy Suhardono menjelaskan bahwa identitas kalangan muda rawan dijadikan komoditas sebagai strategi politik “Adanya bahaya Komodifikasi identitas yang digunakan sebagai strategi politik untuk mendapatkan dukungan Generasi Z dan Milenial”.
Untuk meningkatkan partisipasi Generasi Z dan Milenial dalam Pemilu 2024, partai politik harus menggunakan cara kreatif dengan membawa isu kritis yang berdampak apabila kalangan muda tersebut memilih golput. Untuk mendapatkan perhatiannya, Generasi Z dan Milenial harus diakui keberadaan mereka yang mendominasi ini memiliki arti penting di ranah politik. Dengan demikian mereka akan merasa tergerak dan memiliki andil dalam Pemilu 2024.
Audifax Pratama menegaskan Generasi Z dan Milenial perlu literasi politik demokrasi agar kelompok muda yang mendominasi pemilih, tidak dijadikan strategi komodifikasi identitas oleh aktor politik. Dengan memiliki literasi politik, Generasi z dan Milenial akan menjadi penentu keberhasilan mendapatkan pemimpin yang berkualitas pada Pemilu 2024.
Audi menutup acara webinar dengan memberikan cara meningkatkan partisipasi Generasi Z dan Milenial adalah dengan melibatkan mereka dan membuat bahwa Pemilu 2024 adalah bagian dari diri generasi muda. Serta perlunya Partai politik yang memberikan program yang relate dengan isu-isu yang disukai oleh anak muda. (*/dirman)