Hadirkan Jembatan Megah di Luwu Utara, Fauzi: Ini Bentuk Tanggung Jawab

Berita Utama, News208 Dilihat

Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Jembatan gantung termegah di Kabupaten Luwu Utara yang dibangun di Desa Beringin Jaya Kecamatan Baebunta Selatan, akhirnya diresmikan Anggota DPR RI, Muhammad Fauzi, Rabu (26/4) pagi tadi.

Jembatan yang merupakan program aspirasi Anggota Komisi V DPR RI tersebut menghubungkan lima kecamatan di antaranya Kecamatan Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke Barat, Sabbang, dan Sabbang Selatan serta ada beberapa desa yang mendapatkan manfaat secara langsung.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Muhammad Fauzi, juga Balai Besar Jalan dan Jembatan Wilayah Sulawesi Selatan yang terus memperhatikan kebutuhan di daerah. Karena tidak hanya di Beringin Jaya, tahun ini juga dibangun jembatan di Desa Pongo,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani yang hadir langsung pada peresmian tersebut.

Jembatan dengan bentangan 120 meter tersebut dibangun dengan nilai kontrak sekira Rp. 4.772.280.000 itu menjadi yang pertama sekaligus satu-satunya di Sulsel dengan model konstruksi double sling.

“Tentu anggaran yang besar ini membutuhkan juga dukungan yang besar dari masyarakat terutama dalam pemanfaatan dan pemeliharaannya. Karena kita semua yang hadir menjadi saksi betapa banyak jembatan yang dibangun di Beringin Jaya dan sudah hilang. Untuk itu kita berharap jembatan ini bisa lebih lama dimanfaatkan dengan peran serta masyarakat dalam melakukan pemeliharaan,” harap bupati perempuan pertama di Sulsel ini.

Sementara itu mewakili masyarakat, Camat Baebunta Selatan, Ikhdiani menyampaikan terima kasih kepada Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi.

“Atas nama pemerintah kecamatan dan masyarakat, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Muhammad Fauzi sebab

belum cukup satu periode di DPR RI, tapi sudah memberikan bantuan yang luar biasa bagi masyarakat dalam memperjuangkan pembangunan jembatan gantung yang cukup lama dinantikan masyarakat,”

kata Ikhdiani.

Ia juga membeberkan, sejak jembatan lama hilang terbawa arus banjir bandang pada 2020 lalu, masyarakat harus menyeberang sungai dengan Pincara atau perahu yang beroperasi dari pagi hingga sore.

“Khusus malam hari, hanya untuk keadaan darurat saja. Kami bersyukur bahwa dengan terbangunnya jembatan termegah dan jembatan pertama sekaligus satu-satunya di Sulsel dengan model konstruksi double sling ini akan dirasakan manfaatnya oleh lebih dari 1.621 Kepala Keluarga. Ke depan tentu kami berharap Bapak Muhammad Fauzi dapat terus memperjuangkan aspirasi kami,” harap Ikhdiani.

Merespon hal itu, Muhammad Fauzi mengatakan kehadiran jembatan tersebut merupakan hak warga.

“Ini bukan hadiah atau pemberian tapi ini adalah bentuk tanggung jawab.

Saya harus mempertanggungjawabkan apa yang menjadi hak kita sebagai masyarakat dan menjadi kewajiban saya untuk memperjuangkan hak tersebut,” tutur suami Bupati Luwu Utara ini. (*)