Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Feronika, ibu hamil di Kecamatan Seko beberapa waktu lalu.
Belasungkawa tersebut disampaikan Indah langsung kepada Bonar Suito, kerabat Feronika.
Bersamaan dengan hal itu, bupati perempuan pertama di Sulsel ini juga berharap pembangunan Rumah Sakit Tipe D atau Rumah Sakit Pratama dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan pelayanan kesehatan di wilayah terpencil dan membutuhkan waktu lebih dari 5 jam menuju RSUD.
“Saya atas nama pribaadi dan jajaran Pemda Luwu Utara turut berbelasungkawa atas meninggalnya Ibu Feronika. Tentu ini menjadi catatan evaluasi bagi kami, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat. Mengingat bahwa akses jalan dan kebijakan pembangunan Rumah Sakit Tipe D di daerah terpencil menjadi kebijakan Pemerintah Pusat. Terlebih, Pemda sejak 2018 sudah mengusulkan pembangunan Rumah Sakit Tipe atau RS Pratama di wilayah Kecamatan Seko,” kata Indah pada Program Sapa Malam Indonesia di Kompas TV, Sabtu (25/3).
Khusus di Seko Barat, Indah mengatakan, Pemda juga telah membangun Puskesmas, yang sebelumnya hanya berada di wilayah ibu kota kecamatan yaitu Desa Padang Balua.
“Jadi saat ini ada dua puskesmas yang telah dibangun. Yang terakhir letaknya di Desa Tana Makaleang, Seko Barat. Tetapi yang harus kita ketahui adalah puskesmas ini merupakan fasilitas kesehatan tingkat pertama. Saat usia kehamilan Ibu Feronika 16 minggu, atau pada kunjungan pertama memang sudah direkomendasikan untuk ke RS karena sudah diprediksi tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Tapi kemudian yang bersangkutan tidak bersedia untuk dirujuk sampai K4 atau pada saat akan melahirkan. Jadi bukan karena fasilitas di puskesmas tidak tersedia, tapi standar untuk layanan rujukan hanya ada di rumah sakit. Kita berharap pembangunan rumah sakit tipe D bisa menjadi salah satu solusi karena hanya di rumah sakit tersedia tenaga spesialis yang dapat melakukan tindakan operasi caesar. Butuh komitmen yang kuat dan effortbyang lebih besar karena tantangannya pun lebih besar,” jelas isteri dari Anggota Komisi V DPR RI, Muhammad Fauzi ini.
Sementara itu kerabat Feronika, Bonar mengatakan, tenaga kesehatan memang sudah meminta Ibu Feronika untuk dirujuk ke Masamba tapi keluarga menahan dengan pertimbangan biaya.
“Tapi karena terdesak keadaan, keluarga memaksa sehingga harus dibawa melalui jalur darat menuju RSUD. 17 jam itu adalah total waktu untuk sampai ke RSUD, bukan ditandu selama 17 jam, karena ambulance juga menjemput di titik yang telah ditentukan. Kami terima kasih untuk perhatian Pemda, sebab sebelumnya puskesmas hanya ada di ibukota kecamatan, sekarang juga ada di Desa Tana Makaleang Seko Barat,” terang Bonar. (*)
Komentar