Inilah Sejarah Imlek, Tahun Baru China yang Penuh Makna

Budaya215 Dilihat

INPUTSULSEL.COM — Tahun Baru China atau Hari Raya Imlek segera tiba. Di tahun ini, perayaan Imlek akan berlangsung di hari Minggu, 22 Januari 2023. Hari besar ini, bagi penganut agama Konghucu dirasa lebih spesial karena mengandung makna mendalam di mana sejarah Imlek itu berawal.

Sejarah Hari Raya Imlek

Kata ‘imlek’ berasal dari bahasa Hokkien, yang maknanya adalah ‘kalender bulan’. Untuk menentukan hari pada Tahun Baru Imlek memang dihitung berdasarkan kalender bulan.

Penghitungan menggunakan kalender bulan berawal dari dinasti tertua di China yaitu Dinasti Xia yang berlangsung pada 2070-1600 Sebelum Masehi. Pada saat itu, belum ada peralatan teknologi yang bisa dipakai untuk mengamati bulan. Sementara konsep produksi pertanian masih bergantung pada musim. Para petani perlu strategi untuk mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membajak, menabur benih, menanam, sampai masa panen tiba.

Di sinilah sejarah Imlek berawal. Hari di mana para petani China merayakan datangnya musim semi dengan rasa syukur. Karena itu pula, perayaan ini sering disebut sebagai Xin Jia atau Sincia yang berarti Festival Musim Semi.

Dikisahkan pula munculnya suatu monster bernama “Nian”, monster bersosok menakutkan dengan gigi tajam dan tanduk panjang di kepalanya yang akan menyerang dan membunuh semua penduduk desa, tak luput juga kebun tanaman dan hewan ternak.

Untuk mengusir monster itu, penduduk desa memakai suara ledakan dan lampu-lampu cerah berwarna merah. Para penduduk juga menempel kertas-kertas merah di pintu rumah, membakar tumpukan bambu, mengenakan pakaian berwarna merah, dan menyalakan lilin.

Inilah awal mula tradisi Imlek berasal. Hal ini pula yang membuat perayaan Imlek selalu lekat dengan nuansa warna merah, nyaring suara drum, gemerlap lampu-lampu serta kembang api untuk memeriahkan malam.

Seiring berjalan waktu, perayaan Imlek dilakukan dengan beberapa variasi, terutama pada zaman Dinasti Wei dan Jin (220-420). Selain ritual pengorbanan untuk menghormati leluhur, ada pula kegiatan bersih-bersih rumah dan aktivitas makan bersama.

Di zaman Dinasti Tang, upacara inti masih terus dilakukan, dengan beberapa aktivitas  tambahan seperti perayaan petasan dan lampion, pameran kuil serta aktivitas mengunjungi kerabat dan saudara.

Saat ini Hari Raya Imlek menjadi hari raya bagi warga Tionghoa untuk memanjatkan rasa syukur semua rezeki dan pencapaian serta semua hal baik yang didapat. Di hari ini pula warga Tionghoa berdoa bersama untuk kesehatan, rezeki dan keberkahan  di tahun mendatang.

Tradisi Angpao Imlek

Menjadi sebuah tradisi di saat Hari Raya Imlek untuk memberikan amplop merah berisi lembaran uang. Kata Angpao berasal dari bahasa Cina yaitu bahasa Hong Bao yang berarti amplop merah. Sementara uang di dalam amplop disebut Ya Sui Qian yang disebut juga uang tahun baru atau juga uang keberuntungan.

Dengan memberikan uang, para orang tua diumpamakan memberi keberuntungan dan keberkahan untuk anak-anak. Anak-anak muda serta orang-orang dewasa memberi uang pada orang tua dan sesepuh sebagai tanda keberkahan panjang umur dan rasa terima kasih.

Awalnya tradisi angpao bermula saat Dinasti Han. Saat itu masyarakat China  menggunakan sebentuk koin yang bertujuan untuk mengusir roh jahat bernama “ Sui”, yang kerap datang pada malam Tahun Baru Imlek.

Koin-koin tersebut diberi ukiran berupa simbol-simbol keberuntungan serta diikat benang merah. Kini hal tersebut berubah bentuk menjadi lembaran uang yang dimasukkan ke dalam amplop-amplop merah.

Kini angpao berupa amplop merah tampil cantik dengan motif menarik. Untuk  angpao imlek Terbaru dengan motif unik dan harga terjangkau, Anda bisa mendapatkannya di Blibli. Dapatkan pengalaman berbelanja praktis tanpa ribet dan nikmati pula beragam penawaran menguntungkan seperti diskon potongan harga dan gratis biaya ongkos kirim. (*/diman)