Kolaborasi Multipihak untuk Pembangunan Berwawasan Lingkungan di Lutra

Berita Utama131 Dilihat

Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani mendorong kolaborasi multi pihak untuk pelestarian ekosistem Pegunungan Quarles Wilayah Administrasi Kabupaten Luwu Utara.

Seperti diketahui Gunung Gandang Dewata yang merupakan bagian dari Pegunungan Quarles ditetapkan sebagai Taman Nasional berdasarkan Keputusan Menteri LHK dengan SK No.773 tanggal 3 Oktober 2016.

Fungsi dan jasa ekosistem pada lanskap ini tentu berperan penting bagi masyarakat yang tinggal di bagian hilir atau setidaknya pada 8 desa di dua kecamatan, meliputi Desa Limbong dan Marampa di Kecamatan Rongkong, serta Deda Tirobali, Beroppa, Hoyane, Tanamakaleang, Hono, dan Marante.

“Rancang bangun, desain kolaboratif ini sangat penting. Kolaborasi multipihak tidak hanya perguruan tinggi, pemerintah, masyarakat, media, swasta, komunitas, semua kita dorong mengambil bagian untuk menghasilkan dokumen dan rekomendasi yang menjadi bahan bagi pemerintah dalam rangka pengambilan keputusan diharapkan pembangunan yang kita lakukan tetap berwawasan lingkungan,” kata Indah saat menjadi narasumber sekaligus membuka Tudang Sipulung Rancang Bangun & Desain Kolaboratif “Pelestarian Ekosistem Hutan Pegunungan Quarles, Wilayah Administrasi Kabupaten Luwu Utara, Selasa (15/11) di Aula La Galigo.

Oleh karena itu, lanjut Indah, memang perlu intervensi khusus untuk mengelola hutan, khususnya bagaimana tetap memberikan akses pada warga.

“Ini tentu tidak mudah karena jumlah penduduk terus bertambah sementara lahan tidak pernah beranak pinak. Kemudian di sisi lain industri terus berkembang dan kebutuhan lahan akan pengelolaan pangan meningkat. Sehingga tugas kita adalah memastikan pengelolaan hutan tidak merusak hutan itu sendiri. Terlebih kita ketahui wilayah pegunungan kita adalah daerah tangkapan air yang harus kita jaga keberlangsungannya,” terangnya.

“Kalau masyarakat teredukasi dengan baik, maka misi ke-4 kita dalam RPJMD 2021-2026 yakni meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan ketahanan bencana, itu akan dapat kita wujudkan dengan menggunakan pendekatan adaptasi dan mitigasi,” jelas bupati perempuan pertama di Sulsel ini.

Sebelumnya, Kepala Bappelitbangda, Alauddin Sukri melaporkan, upaya kolaborasi lintas sektor untuk pelestarian ekosistem hutan pegunungan quarles wilayah administrasi Kabupaten Luwu Utara ini berawal dari inisiasi dan komunikasi yang dibangun oleh Fauna & Flora International bersama BBKSDA Sulsel dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan beserta Pemerintah Kabupaten Luwu Utara selaku pemangku wilayah administrasi daerah lokasi pengembangan proyek FFI yang akan berlangsung selama kurang lebih 5 tahun ke depan.

“Berdasarkan hasil survei ini setidaknya menyampaikan fakta bahwa ekosistem hutan pegunungan di Kecamatan Seko dan Rongkong khususnya yang bersebelahan dengan Kawasan Taman Nasional Gandang Dewata, juga menyimpan kekayaan biodiversitas yang tinggi dan mungkin belum sepenuhnya tersingkap. Namun di balik potensi tersebut, tentunya juga terdapat sejumlah tantangan yang perlu dijawab bersama khususnya terkait dengan masih tingginya kebergantungan masyarakat setempat terhadap kebutuhan pokok berupa daging yang dihasilkan dari aktivitas perburuan satwa liar khususnya perburuan spesies kunci Anoa. Tentu saja bahwa proyek pelestarian ekosistem hutan pegunungan quarles di wilayah administrasi Kabupaten Luwu Utara ini tidak hanya memperhatikan aspek perlindungan keanekaragaman hayati semata tapi juga berupaya menemukan solusi khususnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan penguatan nilai-nilai adat dan identitas lokal yang tentunya membutuhkan peran multi pihak,” terang Alauddin. (*)

Komentar