Palopo, INPUTSULSEL.COM — Setelah hampir sebulan masyarakat tak bisa melewati jembatan salu Battang atau jembatan miring karena mengalami keretakan, kini jembatan yang merupakan akses utama jalan poros Trans Sulawesi itu sudah bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda empat.
Pembukaan akses dilakukan pada Selasa dini hari pukul 02.30 WITA, setelah dilakukan pengaspalan oprit jembatan di kedua sisi jembatan. “Jembatan dibuka kembali untuk lalu lintas kendaraan,” begitu Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sulsel menulis dalam akun resmi fanpage facebooknya, Selasa (23/11/2021).
Untuk pengaturan lalu lintas kendaraan yang melewati jembatan sepenuhnya menjadi kewenangan Satlantas dan Dinas Perhubungan setempat. Pada kesempatan itu, BBPJN Sulsel juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang telah sabar menunggu selesainya perbaikan jembatan miring.
“Ungkapan terima kasih atas kesabaran menunggu selesainya perbaikan jembatan sampai bisa dilalui kepada masyarakat penggunan jalan dan kepada seluruh instansi yang terlibat dalam mendukung pelaksanaan penanganan pascabencana jembatan S. Battang,” tulis BBPJN.
Meski begitu, tidak semua kendaraan dibolehkan melewati jembatan. Hanya kendaraan dengan konfigurasi beban Muatan Sumbu Terberat (MST) 8 ton yang boleh melintas. “Harap tetap menjaga muatan kendaraan sesuai aturan ya, STOP ODOL (Over Dimensi dan Over Load)”, tulis BBPJN mengingatkan.
Tak kalah pentingnya, BBPJN juga mengimbau agar kendaraan yang melintas wajib menjaga jarak lima meter. “Hal ini dimaksudkan agar beban kendaraan tidak terlalu berat saat melintas di jembatan,” kata Kabid Pembangunan Jalan dan Jembatan Dinas PUPR Luwu, Usdin Iskandar, seperti dikutip Ritmee.co.id, Senin 22 November kemarin.
Kabar pembukaan akses jembatan mirin ini sontak menuai berbagai macam tanggapan positif. Pasalnya, sudah hampir sebulan, lalu lintas kendaraan di jalan poros trans Sulawesi terhambat. Kendaraan harus melalui jalur alternatif yang agak sempit. Akibatnya, ratusan kendaraan mengular dan terjebak macet berjam-jam.
Parahnya, BBM juga mengalami kelangkaan, utamanya di wilayah Luwu Utara dan Luwu Timur, disebabkan mobil pengangkut BBM terjebak macet berkepanjangan. Situasi ini menjadi perhatian serius pemprov Sulsel dan Pemda se-Tana Luwu karena jembatan ini penghubung utama jalan poros trans Sulawesi. (Rls)