Science Techno Park Unhas Rancang Kawasan Ekonomi Khusus Pangan di Luwu Utara

Uncategorized161 Dilihat

Luwu Utara, INPUTSULSEL.COM — Science Techno Park (STP) Universitas Hasanuddin (Unhas) mengusulkan sebuah konsep pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangan di Kabupaten Luwu Utara. Usulan ini terungkap dalam diskusi daring Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Pangan di wilayah Kabupaten Luwu Utara, Minggu (13/6/2021) malam.

Meski begitu, konsep pengembangan ini nantinya menyentuh wilayah Tana Luwu. Di mana konsep KEK Pangan akan difokuskan di Luwu Utara, dan KEK Energi di Luwu Timur. “Diskusi malam ini adalah tindak lanjut dari pertemuan beberapa waktu lalu antara Bupati, Ketua DPRD bersama Tim STP Unhas. Ini adalah bentuk sinergi dalam rangka mendorong petumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Direktur STP Unhas, Prof. Dr. dr. Andi Wardihan Sinrang.

Prof Wardihan mengatakan, mengatakan, usulan KEK Pangan di Luwu Utara dilatarbelakangi oleh keinginan bersama antara STP Unhas dan Pemda Luwu Utara untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami kontraksi akibat pademi COVID-19. “Pangan di sini tentu tidak berdiri sendiri, harus didukung oleh sektor-sektor lainnya, seperti kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Makanya diskusi kita malam ini menghadirkan para pakar dari STP Unhas dan pejabat Pemda terkait,” jelas Prof Wardihan.

Masih Wardihan, usulan KEK Pangan untuk Luwu Utara adalah sangat tepat, mengingat ketahanan pangan menjadi isu strategis yang harus mendapat perhatian serius serta pangan sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat di Luwu Utara. Semoga apa yang kita pikirkan ini sesuai dengan potensi dan kesiapan daerah untuk kita dorong sebagai suatu kawasan ekonomi khusus pangan,” terang dia sembari menyebut STP sebagai jembatan emas bagi pertumbuhan ekonomi melalui sinergi antara pemerintah daerah dan STP Unhas.

Senada Prof Wardihan, Penasehat Ahli STP Unhas, Edy Juwito, juga mengatakan bahwa KEK Pangan adalah solusi bagi Luwu Utara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik. Untuk mewujudkan itu, maka segala potensi yang dimiliki harus bisa saling mendukung satu sama lain, seperti potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia-nya. “Sebuah wilayah akan berubah lebih cepat kalau ada lokomotif-nya. Nah, lokomotifnya adalah Kawasan Ekonomi Khusus, baik pangan maupun energi,” imbuh Edy.

Meski begitu, lokomotif tanpa gerbong juga tidak akan berarti apa-apa. Untuk itu, Edy berharap gerbong ini harus selalu dijaga dengan baik. “Lokomotif ini harus ada gerbongnya. Gerbongnya adalah sumber daya alam yang kita kelola dengan arif  dan bijaksana. Nah, semua ini kita lakukan dalam rangka mewujudkan Indonesia, khususnya Luwu Utara, yang jauh lebih baik lagi ke depan. Sekali lagi, KEK pangan adalah lokomotif Pemda Luwu Utara,” tandasnya.
Sementara Kepala Bappeda, Rusydi Rasyid, yang hadir dalam pertemuan itu menyambut baik usulan STP Unhas. Kata dia, model KEK Pangan cocok dikembangkan di Lutra, khususnya Seko. “Pada prinsipnya KEK Pangan bisa diterapkan, meski belum secara khusus dijelaskan dalam RPJMD. Namun, paling tidak, salah satu prioritas kita, sektor Pertanian, ada dalam RPJMD,” ucap Rusydi, seraya mengusulkan Seko sebagai wilayah pengembangan KEK, karena dalam Renstra Pemprov, Seko ditetapkan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Sulsel.

Pertemuan virtual tersebut menjadi lebih istimewa karena dihadiri para pakar Unhas, di antaranya, Wakil Rektor II Prof Sumbangan baja, Wakil Rektor IV Prof Nasrun, Dekan Faperta Prof Baharuddin, Dekan Fakultas Kedokteran Gigi drg. Muh Rusli, Dekan Fakultas Kedokteran Prof Budu, Dekan Fakultas Peternakan Prof Lellah Rahim, Dekan Fakultas MIPA, Ahli Pertanian Prof Darmawan, Ahli Sosek Pertanian, Manajer Desain STP Prof Salengke, Ahli Pemetaan Prof Samsu Arif, Ahli IT Unhas Hasbi, serta Akademisi milenial Unhas Dr. Abdul Haris Bahrun. Dari Luwu Utara, hadir Kadis Kominfo Arief R. Palallo, Kadis Perikanan Muharwan, Kadis DKP Alauddin Sukri, Kadis Peternakan Adriyani Ismail, serta Perwakilan Dinas TPHP. (rls)

Komentar